Sabtu, 05 Maret 2011

Discovery Tiba di Stasiun Ruang Angkasa

Ini adalah kali terakhir pesawat ulang alik NASA itu terbang ke ruang angkasa sejak 1984.

 
Sabtu, 26 Februari 2011, 17:56 WIB
Muhammad Chandrataruna

VIVAnews - Pesawat ulang alik milik NASA, Discovery, telah tiba di internasitional space station (ISS) atau stasiun ruang angkasa, sekitar 2 jam yang lalu waktu Florida, Sabtu 26 Februari 2011. Ini merupakan kali terakhir pesawat berawak itu mengangkut manusia ke luar angkasa sejak Agustus tahun 1984.

Discovery membawa enam awak astronot dalam misi terakhirnya, Dipimpin oleh Steve Lindsay, pesawat yang telah menjalankan 38 misi itu mengangkut pilot Eric Boe, Alvin Drew, Michael Barratt, Nicole Stott, dan Steve Bowen.

Di stasiun ruang angkasa, awak pesawat diharapkan dapat melanjutkan proses pembangunan bersama enam orang lainnya yang sudah berada di sana lebih dulu. Secara total, akan ada 12 orang di atas pesawat. Mereka berasal dari Amerika Serikat, Rusia, dan Italia.

Discovery membawa ruang tambahan untuk dipasang menjadi ruang tambahan di ISS, membawa robot humanoid pertama yang dapat terbang di angkasa, serta membongkar persediaan untuk para awak yang tinggal maupun yang akan kembali sekitar minggu depan.

Terkait robot humanoid, astronom membawanya untuk membantu mereka bekerja layaknya astronot. Robot yang menyerupai fisik manusia ini bukan robot sembarangan. Bernama Robonaut R2, ia dibuat oleh NASA dan General Motor dalam waktu 15 tahun. Ia akan melakukan pekerjaan-pekerajaan yang berisiko tinggi bagi manusia, seperti berjalan di luar angkasa.

Misi ke-39 ini adalah misi terakhir Discovery. Selama aktif, ia telah menempuh jarak sekitar 230 juta kilometer (belum termasuk misi terakhir) untuk merampungkan misi selama 352 hari dan mengelilingi Bumi 5.628 kali. Sekitar 31 satelit telah diantarnya ke ruang angkasa, termasuk Hubble Space Telescope.

Letusan Bintik Matahari Kacaukan Bumi

Suar matahari dikabarkan sempat mengacaukan frekuensi radio telekomunikasi di Bumi.

Selasa, 1 Maret 2011, 14:44 WIB         
Muhammad Chandrataruna 

VIVAnews - Sekitar dua pekan lalu, letusan bintik matahari dikabarkan mengarah ke Bumi. Dampak suar matahari itu dilaporkan sempat mengacaukan jaringan radio telekomunikasi di seluruh dunia.

Perkiraan kerusakan telekomunikasi itu disimpulkan berdasarkan efek letusan bintik matahari yang pernah terjadi. Dalam empat tahun terakhir, sebuah suar matahari yang sangat kuat telah membuat badai cuaca yang hebat. Selama ini badai itu kerap mengganggu jaringan telekomunikasi di Bumi.

Hal itu diungkapkan Profesor Daniel Baker, seorang ahli cuaca ternama asal University of Colorado, seperti dimuat oleh Cellular News, sekitar awal pekan lalu..

"Selama beberapa tahun terakhir, sejak awal abad 20, matahari cukup tenang. Tapi sekarang ia memuntahkan miliaran ton partikel, dan memicu badai geomagnetik di medan magnet Bumi. Muntahan partikel sekuat itu mampu menyebabkan gangguan telekomunikasi, sistem navigasi penerbangan, dan arus listrik," jelas Baker.

"Letusan matahari itu juga menganggu keamanan para astronot, dan awak pesawat," tandas profesor yang pernah menjabat Ketua Komite National Research Council 2008 dengan hasil riset bertajuk "Severe Space Weather Events".

Kamis, 03 Maret 2011

01/03/2011


Happy Birthday
Ridha Dwi Hapsari and
Febrian Itikhar Irawan!
Wish you all the best, Amin...